Sensory play adalah salah satu kegiatan pembelajaran yang sangat penting dilakukan oleh anak usia dini. Kegiatan ini biasa dilakukan dengan metode bermain, serta melibatkan indera anak didik. Seorang pakar anak, Sue Gascoyne, mengatakan: “Sensory play helps children build nerve connections in the brain’s pathways, which lead to the child’s ability to complete more complex learning tasks.” Baca juga: Aneka KEGIATAN BERMAIN untuk MELATIH SENSORIK Anak: Untuk Persiapan Masuk PAUD / Kelompok Bermain Dalam bukunya, Sue Gascoyne menjelaskan bahwa aneka permainan sensori atau permainan yang melibatkan indera penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan dapat membantu anak dalam mengembangkan koneksi syaraf dalam jalur otak. Hal ini memungkinkan anak dapat menyelesaikan aneka tugas belajar dan soal-soal yang lebih rumit. Dalam aneka permainan sensori , anak akan mendapatkan pengalaman langsung dengan berbagai tekstur, suara, warna, rasa, dan bau. Sally Goddard Blythe, dalam bukunya, menulis: "Aktivitas sensorik dan motorik di tahun-tahun awal sangat penting untuk perkembangan keterampilan belajar yang lebih tinggi di kemudian hari." Anak-anak membutuhkan aneka kegiatan yang bisa membuat mereka bisa bergerak dan bereksplorasi guna mengembangkan aneka skills dan mendukung perkembangan positif anak lainnya, misalnya: Motorik halus dan kasar: Mencakup gerakan jari, tangan, kaki, dan setiap anggota tubuh, melalui kegiatan menyentuh, menggerakkan benda, dan lainnya. Daya konsentrasi: Anak semakin mampu berfokus pada hal-hal yang detail dan mempertajam kemampuan observasi. Kreativitas dan imajinasi: Dengan kegiatan eksperimen dan membuat produk, anak dapat mengembangkan kemampuan sensoriknya. Pengelolaan emosi: Anak semakin memahami pentingnya ketenangan dan kesabaran, meski hati gembira, agar mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Keterampilan sosial: Anak semakin mampu memahami pentingnya berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagi dengan aneka kegiatan berkelompok yang dilakukan. Baca juga: Ide PERMAINAN ASYIK untuk Belajar PANCA INDERA | Tema Diriku Anak PAUD Usia 3-4 Tahun Ada banyak kegiatan sensory play yang sudah biasa dilakukan di PAUD. Mungkin Anda pernah mengajak anak didik melakukannya. Beberapa diantaranya adalah: Bermain pasir kinetikAjak anak melakukan kegiatan menggenggam atau menabur pasir atau menggunakan alat, misalnya menyaring pasir. Kegiatan ini bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dan tangan. Bermain air Mintalah anak menciduk, menuang, atau mencampur air dari satu wadah ke wadah lain untuk mengajarkan konsep volume dan tekstur. Langkah sensorikAjak anak berjalan di permukaan lantai yang halus, rerumputan, daratan berpasir, daratan berbatu dan lainnya agar memahami ragam tekstur dengan peraba di kaki. Bermain dengan indera pembauSiapkan beberapa buah kantong dari kain yang diisi dengan kayu manis, kopi, bunga, kapur barus, dan lainnya. Mintalah anak mencium bau dan menebak benda apa yang ada di dalamnya untuk melatih indera pembau anak. Bermain PlaydoughAnak bisa meremas, menarik, dan membuat aneka bentuk dengan playdough guna melatih motorik halus. Baca juga: Belajar Topik Panca Indera jadi Lebih Seru dengan Aneka Aktivitas Merdeka Ini Sensory play tidak hanya menyenangkan, tetapi juga berperan besar dalam perkembangan anak usia dini. Dengan berbagai kegiatan sensorik, anak dapat belajar dengan cara yang alami dan bermakna sesuai tahap perkembangannya. Sensory Play: Cara efektif menerapkan mindful, meaningful, dan joyful learning Maria Montessori, seorang pendidik dan dokter asal Italia, menyatakan bahwa:"The goal of early childhood education should be to activate the child's own natural desire to learn." Pendidikan bagi anak usia dini tidak hanya tentang mengajarkan fakta atau menghafal suatu materi. Namun, lebih dari itu, anak didik harus diajak untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan eksplorasi, dan kemandirian dalam belajar. Karena setiap anak usia dini memiliki keterampilan alami untuk terus mengembangkan diri dan belajar. Tugas pendidik adalah sebagai fasilitator, agar anak didik bisa melakukan banyak hal dengan segala kegiatan praktik dan pengalaman nyata yang menarik dan bermakna. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Media Pengembangan Karakter dan Kognitif Anak dengan Dongeng Sumber referensi: Gascoyne, Sue. (2013). Sensory play [1] Blythe, Sally Goddard. (2005). The well balanced child: movement and early learning [2] Montessori, Maria. (2021). My teaching cupboard. [3] Freepik.com. (2023). Cute adorable boy striped t shirt playing with colorful kinetic [4]
Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk membangun semangat belajar anak-anak melalui berbagai aktivitas bercerita yang menyenangkan. Dengan beragam metode kreatif, anak dapat mengeksplorasi imajinasi, melatih keterampilan berbicara, serta berinteraksi secara aktif dalam suasana yang penuh keceriaan. Berikut ini adalah variasi kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak didik di pagi hari agar semakin bersemangat belajar di sekolah. Baca juga:Ice Breaking Simple Seru untuk Belajar Hewan di Kurikulum Merdeka 1. Eksplorasi alam: Anak diajak mengamati tanaman, serangga, atau batu di sekitar lingkungan sekitar. Mereka belajar mengenali alam dan mengembangkan rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitar. 2. Menirukan gerakan dalam cerita: Ceritakan kisah yang melibatkan gerakan seperti melompat atau berlari, lalu ajak anak menirukannya. Aktivitas ini membantu anak memahami cerita dengan lebih mendalam dan melatih koordinasi tubuh. 3. Boneka bercerita: Gunakan boneka tangan untuk menceritakan kisah sederhana dengan suara dan ekspresi yang menarik. Anak-anak dapat menirukan suara tokoh dan berinteraksi dengan boneka untuk membuat cerita lebih hidup. 4. Kotak cerita kejutan: Anak mengambil satu benda dari kotak misteri, lalu guru atau anak mengembangkan cerita berdasarkan benda tersebut. Kegiatan ini melatih kreativitas dan daya imajinasi dalam bercerita. Baca juga:6 Kegiatan Pembuka Kelas PAUD yang Seru dan Menyenangkan 5. Bernyanyi dan menari: Anak mengikuti lagu sambil menari sesuai irama atau lirik lagu yang dinyanyikan. Kegiatan ini meningkatkan koordinasi tubuh dan memperkaya kosakata anak. 6. Tebak suara: Anak mendengarkan suara dari berbagai benda atau hewan dan menebak sumber suara tersebut. Aktivitas ini melatih pendengaran, daya ingat, serta keterampilan menghubungkan suara dengan objek. 7. Bermain peran: Anak-anak berpura-pura menjadi tokoh tertentu, seperti seorang dokter atau koki, dengan menggunakan properti sederhana. Aktivitas ini membantu mereka mengenal berbagai profesi sambil berlatih berbicara dan berinteraksi. 8. Balapan karung mini: Anak melompat di dalam kantong kecil menuju garis akhir dalam sebuah perlombaan kecil. Kegiatan ini meningkatkan koordinasi tubuh dan memberikan pengalaman bermain yang menyenangkan. 9. Menyusun balok: Anak membangun berbagai bentuk dengan balok sesuai dengan kreativitas mereka. Aktivitas ini membantu mengembangkan koordinasi tangan-mata serta keterampilan pemecahan masalah. Baca juga:15 Kegiatan Pembuka Kelas untuk Anak Usia 3-4 Tahun Agar Makin Semangat Belajar 10. Papan flanel bercerita: Tempelkan gambar karakter pada papan flanel untuk membantu anak memahami alur cerita secara visual. Anak-anak dapat memindahkan gambar dan menyusun kembali urutan cerita sesuai pemahaman mereka. 11. Eksperimen sains sederhana: Anak mengamati perubahan sederhana, seperti mencampur warna atau membuat gelembung sabun. Aktivitas ini memperkenalkan konsep sains secara menyenangkan dan mudah dipahami. 12. Meronce manik-manik: Anak memasukkan manik-manik ke dalam tali untuk membentuk pola atau gelang. Kegiatan ini melatih kesabaran serta koordinasi mata dan tangan. 13. Lomba menyortir: Anak memilih dan memilah benda berdasarkan warna, ukuran, atau jenis yang sama. Aktivitas ini mengajarkan keterampilan klasifikasi dan memperkuat pemahaman konsep dasar. 14. Musik dan cerita: Guru menyelingi cerita dengan lagu atau musik yang sesuai agar anak lebih terlibat dalam cerita. Musik membantu meningkatkan daya ingat serta pemahaman anak terhadap isi cerita. 15. Permainan warna dan bentuk: Anak mencocokkan atau menyusun benda berdasarkan warna dan bentuk yang sesuai. Permainan ini membantu melatih pengenalan warna, bentuk, serta kemampuan berpikir analitis. 16. Cerita berantai: Guru memulai cerita dengan satu kalimat, lalu anak-anak bergiliran menambahkan bagian cerita sesuai imajinasi mereka. Aktivitas ini melatih kreativitas dan keterampilan berbicara anak. 17. Mencari harta karun: Anak mencari benda tersembunyi berdasarkan petunjuk sederhana yang diberikan guru. Permainan ini melatih fokus, ketelitian, dan rasa ingin tahu anak. Baca juga:Kegiatan Awal Pembelajaran "Pemantik" Fokus Siswa 18. Cerita bergambar interaktif: Guru membacakan buku bergambar besar dan mengajak anak-anak menebak atau menjawab pertanyaan tentang cerita. Interaksi ini membantu melatih daya ingat serta kemampuan berpikir kritis anak. 19. Cerita dengan bayangan: Gunakan cahaya dan tangan atau boneka bayangan untuk menciptakan efek visual saat bercerita, seperti wayang. Anak-anak akan menikmati bayangan bergerak sambil mendengarkan cerita yang penuh imajinasi. 20. Lintasan rintangan mini: Anak melewati rintangan sederhana seperti merangkak di bawah meja atau melompati garis. Kegiatan ini melatih keseimbangan, motorik kasar, dan keberanian anak. 21. Berkreasi dengan playdough: Anak membentuk berbagai objek dari playdough sesuai dengan imajinasi mereka. Aktivitas ini membantu meningkatkan kreativitas dan melatih otot tangan. 22. Sensory play: Anak bermain dengan bahan seperti pasir, air, atau biji-bijian untuk merasakan tekstur dan bentuk yang berbeda. Aktivitas ini melatih indra peraba dan meningkatkan koordinasi motorik halus. 23. Mencocokkan pola: Anak menyusun benda atau gambar sesuai pola yang telah ditentukan oleh guru. Kegiatan ini melatih daya ingat, konsentrasi, serta kemampuan berpikir logis. 24. Cerita berperan: Anak-anak memilih peran dari cerita dan memainkannya dengan gerakan atau suara sesuai tokohnya. Mereka belajar memahami emosi dan ekspresi karakter melalui bermain peran. RIRI: Cerita Anak Interaktif yang Bermanfaat Membangun Karakter Positif si Kecil
Hai Bunda PAUD Sahabat Educa, modul ajar kali ini merupakan panduan yang bisa digunakan guru PAUD untuk mengajarkan konsep waktu kepada anak PAUD. Anak didik bisa belajar konsep waktu melalui aneka kegiatan menyenangkan, misalnya dengan bermain, membuat kerajinan tangan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari anak. Inilah Modul Ajar yang secara khusus dibuat untuk anak usia TK, yaitu 4-6 tahun agar mereka bisa belajar dengan kegiatan yang variatif, kreatif, menarik, dan menyenangkan. Artikel Terkait: - Anak Usia 1 Tahun Perlu Belajar Melakukan 10 Pembiasaan Penting Ini di Rumah - LIFE SKILLS PENTING bagi Anak PAUD dan Cara Mengajarkan di Rumah A. Informasi Umum Semester : 1 Kelompok usia PAUD : 4-6 Tahun Topik : Belajar Waktu Sub Topik: Kegiatan di Pagi, Siang, Malam Hari LKA dari Educa Studio: Bagus untuk Perkembangan Kognitif dan Keterampilan Si Kecil B. Tujuan Pembelajaran Mengenal perbedaan waktu pagi, siang, dan malam.Mengenal kegiatan yang biasa dilakukan di waktu pagi, siang, dan malam hari. KABI: Ajak Si Kecil Mengembangkan Karakter Islami bersama Kisah Teladan Nabi C. Kegiatan Harian 1. SOP Pembiasaan Rutin Harian Pada bagian ini anak didik diajak untuk melakukan SOP pembiasaan rutin harian dan pemeriksaan kesehatan tubuh. Anak didik menyanyikan lagu pembuka kelas sebagai apersepsi, misalnya dengan bernyanyi “Bangun Tidur”. 2. Kegiatan Pembuka Anak didik berdiskusi bersama tentang video dongeng dengan menjawab pertanyaan: Apa judul lagu yang baru saja dinyanyikan? Lagu tadi mengisahkan tentang apa? Apa saja kegiatan yang biasa dilakukan di pagi hari? Apa saja kegiatan yang biasa dilakukan di siang dan malam hari? 3. Kegiatan Inti sesuai Kurikulum Merdeka Siswa membuat karya kreatif dan melakukan aneka aktivitas agar semakin mengenal konsep waktu pagi, siang, dan malam, serta kegiatan yang biasa dilakukan di waktu-waktu tersebut. A). Kegiatan Bermain 1. Memasangkan Waktu dan Kegiatan Guru menyiapkan gambar jam pukul 06.00 pagi, 12.00 siang, dan 6 malam, serta gambar-gambar kegiatan yang biasa dilakukan di pagi, siang dan malam hari. Anak didik bermain memasangkan waktu dan kegiatannya di papan tulis. Gambar bisa ditempelkan dengan magnit. Baca juga:Tips Mudah Kembangkan 17 Karakter Anak PAUD Usia 2 Tahun di Rumah 2. Membuat dan Bermain Puzzle Guru membuat puzzle (dengan gambar waktu dan kegiatan harian) yang bisa ditemukan dari Google Image. Gambar dicetak, ditempelkan pada kertas manila, lalu dipotong menjadi beberapa bagian. Anak didik menyusun puzzle menjadi gambar yang utuh dan mempresentasikannya B). Kegiatan Membuat Craft 1. Kreasi Kolase Matahari dan Bulan Guru menyiapkan kertas bergambar matahari dan bulan, serta media pembuatan kolase, misalnya potongan kertas origami, biji-bijian, dan lainnya. Anak didik menempelkan media membuat kolase pada gambar dengan lem. 2. Membuat Jam Kertas Guru menyiapkan kertas karton putih, dan memberi angka 12, 3, 6, dan 9 pada kertas tersebut. Sebagai jarum, guru menyiapkan potongan kertas bertanda panah yang berukuran panjang dan pendek yang nantinya bisa ditempelkan pada kertas dengan benang. Anak didik menuliskan angka yang lengkap (1-12) pada jam dan menghiasainya. Anak didik bisa mempresentasikan kegiatan harian sesuai jam yang ditunjukkan pada kreasi jam mereka. Baca juga:Bahan Loose-Part Sederhana untuk Aktivitas Anak dari Bahan Sehari-hari 3. Membuat Jadwal Harian Anak didik membuat jadwal harian dan menghiasinya. C). Kegiatan Praktik Baik 1. Bercerita tentang “Kegiatan Harianku” Anak didik bercerita tentang kegiatan mereka setiap hari, di pagi, siang, dan malam hari atau memilih dongeng tentang seorang tokoh yang sedang melakukan kegiatannya dalam satu hari. 2. Bernyanyi dan Menari Bersama Lagu “Bangun Tidur” Anak didik bernyanyi dan menari dengan iringan lagu “Bangu Tidur”. 3. Berkegiatan Sehari di Sekolah Anak didik melakukan kegiatan seperti di rumah mulai dari pagi, siang, dan malam hari. Anak didik juga bisa diajak untuk menginap di sekolah dengan membawa baju ganti dan perlengkapan mandi, atau bisa mengajak orang tua untuk terlibat aktif. D. Kegiatan Refleksi / Penutup Anak didik diajak untuk melakukan kegiatan: Menjawab pertanyaan guru tentang apa saja yang kegiatan yang dilakukan hari ini. Menceritakan perasaan mereka saat belajar dan setelah melakukan aneka kegiatan. Anak didik mendapatkan penugasan yang bisa dilakukan bersama orang tua, misalnya: Memberikan tanda centang pada kartu yang mencantumkan kegiatan harian anak didik. Menyanyikan lagu “Bangun Tidur” atau lagu tentang kegiatan harian. Menceritakan kegiatan harian. Semoga bermanfaat!
Tahukah ayah bunda, kalau ternyata anak usia pra-sekolah tetap perlu diajak untuk belajar sambil bermain? Di usianya yang masuk dalam fase golden age, anak pra-sekolah senang mengeksplorasi banyak hal baru, juga bermain dengan lingkungan sekitarnya. Kombinasi antara belajar dan bermain bukanlah hal yang buruk. Gabungan keduanya akan membuat anak lebih leluasa dalam belajar dan mengeksplorasi banyak hal baru dengan perasaan gembira. Dikutip dari buku Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar (2021) oleh Fuadi dan Totok Agus Suryanto, ketika anak sedang belajar sambil bermain, pada saat itulah, mereka mempelajari hal baru. Sangat wajar bagi anak-anak usia pra-sekolah untuk belajar sambil bermain. Karena pada fase itulah, cara yang digunakan untuk mereka belajar atau memperoleh pengetahuan baru adalah melalui bermain. Manfaat belajar sambil bermain Menurut Benny D. Setianto dalam buku Masa Depan Pendidikan (2021), beberapa manfaat belajar sambil bermain ialah: Meningkatkan kreativitas anak Kreativitas anak akan tumbuh dengan sendirinya, karena mereka suka mengeksplorasi hal baru yang menurut mereka menyenangkan. Manfaat belajar sambil bermain ini akan diperoleh jika dilakukan secara berimbang dan beriringan. Mengembangkan keterampilan sosial anak Ternyata dengan membiasakan anak belajar sambil bermain, hal itu dapat membangun juga melatih keterampilan sosial mereka. Anak tidak hanya akan belajar soal aturan permainan, tetapi juga cara berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Mengembangkan keterampilan kognitif anak Terakhir, manfaat belajar sambil bermain, yakni mengembangkan keterampilan kognitif anak. Pengetahuan dan kecerdasan mereka akan terlatih dengan sendirinya, ketika mereka secara rutin dan konsisten melakukan aktivitas belajar sambil bermain. Belajar sambil bermain bersama Marbel Saat bermain, anak akan menyerap segala sesuatu yang sedang terjadi di lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, ayah bunda perlu berhati-hati dalam memilih permainan atau konten gim yang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Beberapa contoh aktivitas belajar sambil bermain yang bisa dilakukan anak-anak, yaitu bermain tebak gambar, tebak angka, menyusun puzzle, hingga menggambar dan mewarnai. Demi meningkatkan keterampilan kognitif, sosial, juga kreativitas anak, para orang tua dan guru bisa mengolaborasikan aktivitas belajar sambil bermain di dalam maupun luar ruangan. Contoh aktivitas belajar sambil bermain di luar ruangan, yaitu anak bermain bersama teman sebayanya, bermain di pantai, juga olahraga bersama orang tua. Sementara itu, untuk aktivitas dalam ruangan, orang tua bisa mengajak anak mengeksplorasi dunia belajar yang seru bersama Marbel (Mari Belajar Sambil Bermain). Marbel atau Mari Belajar Sambil Bermain adalah brand unggulan Educa Studio yang hadir dalam beberapa channel, yakni buku digital, buku cetak, video animasi, gim, hingga aplikasi. Gim edukasi Marbel TK PAUD menjadi salah satu produk unggulan Educa Studio, yang bisa diunduh secara gratis di Google Play Store dan iOS. Untuk video animasinya, bisa disaksikan di YouTube. Lewat gim edukasi Marbel TK PAUD, anak bisa belajar sambil bermain, untuk menumbuhkan keterampilan kognitif, sosial, juga kreativitas mereka. Meski begitu, aktivitas ini, sebaiknya, tetap diimbangi dengan aktivitas luar ruangan, agar si kecil tidak bosan. Untuk lebih mengenalnya, berikut beberapa program belajar yang ditawarkan dalam gim edukasi Marbel TK PAUD: Belajar Huruf Belajar Angka Belajar Bentuk Belajar Benda Belajar Buah Belajar Sayur Belajar Warna Belajar Transportasi Belajar Fauna Belajar Flora Belajar Profesi Belajar Tubuh Belajar Alat Berat. Sementara itu, jenis-jenis program permainan yang ada dalam gim edukasi Marbel TK PAUD adalah: Permainan Kuis Permainan Puzzle Huruf Permainan Berhitung Permainan Berkebun Permainan Sup Buah Permainan Supermarket Permainan Tangram Permainan Cari Benda Permainan Campur Warna Permainan Pop Warna Permainan Jigsaw Puzzle Permainan Magic Shape Permainan Mewarnai Permainan Animal Show Permainan Labirin Permainan Stamping Permainan Connecting Dot Permainan Restoran Permainan Mahir Piano Permainan Mahir Drum Permainan Matching Fun. Banyaknya aktivitas belajar sambil bermain yang bisa diakses lewat gim edukasi Marbel TK PAUD, tidak akan membuat anak cepat bosan, karena sudah dibuat semenyenangkan mungkin. Orang tua dan guru bisa memadukan berbagai program belajar dan permainan, agar anak merasa lebih leluasa dalam menjelajahi dunia barunya bersama Marbel (Mari Belajar Sambil Bermain). Yuk, tunggu apa lagi? Ayo latih kebiasaan belajar sambil bermain anak usia dini bersama gim edukasi Marbel TK PAUD!
Public speaking adalah kemampun berbicara di depan umum, yang meliputi penyampaian informasi, gagasan / ide, atau pesan kepada penonton secara efektif. Keterampilan public speaking pada anak berusia 5-6 tahun meliputi kejelasan pengucapan, perhatian pada penonton (kontak mata), peragaan bahasa tubuh serta ekspresi wajah, kesopanan dalam penggunaan kata serta berperilaku, kepercayaan diri, dan lainnya. Artikel Terkait:1. Cara Mengembangkan Kecerdasan Anak di Era Digital 2. Panduan LENGKAP Melatih Keterampilan Bahasa Anak Anak usia 5-6 tahun sangat gemar bergerak dan berbicara secara aktif. Alangkah lebih baik bila kemampuan ini dilatih sejak dini, agar ia terampil melakukan public speaking. Beberapa alasan anak perlu belajar public speaking adalah: Dapat menstimulasi Keterampilan Berkomunikasi: Si Kecil akan semakin mampu berbicara secara jelas, teratur, lugas, sopan, dan dengan intonasi yang baik. Baca juga: 7 Tips Agar Anak Terampil Berbicara dengan Tata Bahasa yang Baik Mampu Meningkatkan Keterampilan Berekspresi: Si Kecil akan semakin mampu menyampaikan ide, perasaan, dan pemikiran secara lebih jelas dan efektif, sehingga akan semakin mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi dengan baik. Bisa Mengembangkan Rasa Percaya Diri: Si Kecil akan semakin berani dan percaya diri berbicara dan berinteraksi di hadapan banyak orang, sehingga kecerdasan sosialnya pun akan semakin berkembang optimal. Baca juga: 17 Ide Pembiasaan untuk Membangun Rasa Percaya Diri Anak PAUD Tidak semua anak memiliki bakat alami dalam melakukan public speaking. Beberapa anak akan mengalami nervous dan merasa kurang percaya diri. Rasa kurang percaya diri biasanya disebabkan oleh: Minimnya Pengalaman: Kurangnya pengalaman bisa mengakibatkan anak menjadi canggung dan kurang yakin saat hendak mengeluarkan kata-kata di depan banyak orang dan menjadi pusat perhatian. Rasa Takut Gagal dan Melakukan Kesalahan: Mungkin Si Kecil pernah mengalami trauma tersendiri saat ia mencoba berekspresi atau melakukan public speaking, misalnya pernah dimarahi saat melakukan kesalahan. Kurang Terbiasa Dinilai dan Mendapat Masukan: Beberapa anak menjadi kurang bersemangat saat mendapatkan penilaian negatif dari orang lain. Kurang Persiapan: Anak bisa terlihat canggung saat ia kurang persiapan dalam melakukan public speaking. Media Digital membantu Si Kecil untuk belajar melakukan public speaking di rumah. Beberapa cara belajar public speaking bersama Ayah Bunda adalah: 1. Pemanfaatan Dongeng Interaktif Ajak Si Kecil menonton video dongeng, lalu ajak ia berdiskusi tentang isi dongeng dengan bahasa yang baku. Ajak pula Si Kecil menceritakan isi dongeng dengan ekspresi wajah, nada bicara, dan gesture yang menarik. Ayah Bunda bisa memvideokannya kegiatan ini dan mengajaknya menonton, serta melakukan evaluasi bersama. Berikan masukan-masukan positif dengan santai dan penuh keceriaan. Ayo Bangun Karakter Anak Didik bersama KABI (Kisah Teladan Nabi) 2. Bernyanyi Karaoke Ajak Si Kecil menonton video lagu kegemarannya. Pastikan ia semakin hafal seluruh isi lagu dan gerakan-gerakan sesuai syair lagu saat bernyanyi. Baca juga: Ide Kegiatan di PAUD Pendorong Anak Lebih Aktif dan Percaya Diri Ajak ia melakukan praktik imajinatif seakan-akan ia sedang berpentas di depan banyak orang. Mintalah ia melakukan perkenalan dan mengucapkan kata-kata sesuai dengan tema lagu yang akan dinyanyikan. Ajari Si Kecil cara mengucapkan salam dan bernyanyi dengan ekspresi dan gestur yang menarik. Jangan lupa untuk mendokumentasikan Si Kecil dan melakukan evaluasi bersama dengan suasana gembira. RIRI, Cerita Anak Interaktif: Koleksi Cerita Edukatif untuk Siswa PAUD kini Hadir dalam Bentuk Audio di Noice.id. 3. Membuat Reportase Sederhana Ajak Si Kecil berkunjung ke suatu tempat yang digemari. Ajak Si Kecil membuat laporan atau reportase sederhana dengan kamera handphone. Sebelum Ayah Bunda mendokumentasikannya, berikan panduan singkat kepada Si Kecil mengenai topik yang akan dibahas, cara mengawali, mengembangkan ide, dan menutup reportase secara menarik. Pastikan pula agar Si Kecil sudah diberi kesempatan untuk melakukan latihan berkali-kali. Perhatikan penampilan Si Kecil mulai dari cara berpakaian. Ingatkan padanya tentang pentingnya kesopanan dalam berbicara dan ekspresi wajah yang ceria. Setelah rekaman selesai, tonton bersama anak dan berikan umpan balik yang positif. Berikan saran untuk perbaikan jika diperlukan secara serius, santai, dan suasana bahagia. 3. Melakukan Presentasi Melakukan presentasi dengan slide atau media PowerPoint adalah hal yang penting di era digital. Ajari dan dampingi Si Kecil mulai dari pemilihan topik yang digemari, cara membuat slide dengan kalimat sederhana serta dihiasi gambar-gambar menarik. Sebelum melakukan presentasi, pastikan Si Kecil sudah melakukan latihan berkali-kali, sudah siap tampil dengan berdandan yang rapi dan sopan, dan menyiapkan mental yang baik agar semakin ekspresif serta mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas. Ayah Bunda juga bisa mengundang anak-anak tetangga atau kerabat untuk bisa menonton penampilan Si Kecil. Jangan lupa untuk mendokumentasikan penampilan Si Kecil, agar bisa dievaluasi bersama. 4. Membuat Family Podcast Ajak Si Kecil duduk santai bersama Ayah Bunda. Siapkan topik menarik dan sederhana. Lalu, berikan aneka pertanyaan sederhana kepada Si Kecil agar ia meresponnya secara spontan. Jangan lupa untuk mendokumentasikannya, agar nantinya bisa ditonton bersama, dan mengajak berdiskusi tentang isi podcast. 5. Bermain Peran secara Virtual Ayah Bunda bisa membantu Si Kecil menemukan platform virtual yang memungkinkannya untuk berperan menjadi seorang karakter yang ia gemari. Dengan platform atau aplikasi ini, Si Kecil bisa berinteraksi dengan karakter lain. Baca juga: 13 Tema Permainan Drama yang Disuka Anak PAUD. Bisa Jadi Aktivitas Pilihan Saat Liburan Mengajari anak tentang penggunaan media digital sebagai sarana mengembangkan diri, terutama keterampilan public speaking, memang sangat penting. Namun, Ayah Bunda perlu membimbing Si Kecil agar ia tetap memiliki waktu untuk melakukan aktivitas lain yang tak kalah penting, misalnya bermain bersama teman, berolahraga, bermain dengan mainan nyata, bercerita bersama Ayah Bunda, berkegiatan di luar ruangan, dan berwisata alam, sehingga Si Kecil akan tumbuh berkembang secara optimal. Selamat mencoba! Sumber Referensi: 1. Sparkstudio.co. (2022). Tips improve public speaking skills children [1] 2. Globalindianschool.org. (2022). Tips to improve public speaking skills [2] 3. Freepik.com. (2022). Asian boy library room school [3]
Salah satu topik di dalam Kurikulum Merdeka Belajar usia PAUD / TK adalah “Apa Saja di Sekitarku” atau “Lingkunganku”. Di dalam topik ini terdapat subtopik tentang belajar mengenal perpustakaan. Pengenalan perpustakaan bisa diajarkan dengan cara yang variatif dan menyenangkan. Inilah beberapa kegiatan simpel yang bisa diaplikasikan kepada para siswa: 1. Bermain Menyusun Buku Ajak siswa melakukan kegiatan membaca buku. Setelah jam membaca buku habis, mintalah para siswa untuk mengumpulkan buku-buku yang mereka baca di atas meja atau di sebuah kontainer. Berikan instruksi kepada para siswa untuk mengembalikan buku-buku yang telah terkumpul pada tempat yang sesuai, sesuai dengan tema atau tanda yang tertera pada buku. 2. Menceritakan Dongeng Bertema Perpustakaan Ceritakanlah sebuah dongeng dengan tema perpustakaan, misalnya tentang seorang anak yang berkunjung ke perpustakaan. Di dalam perpustakaan tersebut, para siswa bisa belajar manfaat perpustakaan, benda apa saja yang ada di dalam perpustakaan, apa yang bisa dilakukan di perpustakaan, aturan di perpustakaan, dan lainnya. 3. Berkunjung ke Perpustakaan Ajak para siswa melakukan kegiatan berkunjung ke sebuah perpustakaan. Tidak hanya perpustakaan sekolah. Namun, mereka juga bisa diajak ke perpustakaan daerah (milik pemerintah). Di era digital, guru juga bisa mengajak para siswa untuk melakukan kunjungan secara virtual dengan cara menonton video tentang perpustakaan. 4. Membuat Perpustakaan Sendiri Mintalah setiap siswa untuk membawa buku-buku kesukaannya dari rumah. Setelah itu, para siswa diminta untuk mengelompokkan buku-buku mereka sesuai tema, misalnya ada tema hewan, tema tumbuhan, tema teknologi, dan lainnya. Guru bisa membantu siswa dengan membuatkan sebuah kotak (bisa berbahan kardus bekas). Setiap kotak diberi tulisan tema dan simbol yang berbeda-beda. Misalnya simbol bintang untuk kotak yang menjadi tempat buku-buku bertema hewan. 5. Kegiatan Story Telling Di awal pembelajaran, guru bisa memberikan pengarahan tentang apa yang perlu siswa lakukan, yaitu:- Berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku kesukaan mereka.- Setiap siswa belajar menceritakan ulang buku kesukaannya.- Guru membantu setiap siswa agar bisa bercerita sesuai dengan kemampuannya, misalnya bila ada siswa yang hanya mampu bercerita dalam 3 kalimat, guru memperbolehkan.- Setiap siswa bercerita di depan kelas tentang buku favoritnya. Ajak Anak-Anak Didik Membaca Buku Digital di Aplikasi RIRI (Cerita Anak Interaktif) 6. Belajar Bekerja Seperti Seorang Pustakawan Setiap siswa (bisa secara bergiliran, setiap kali berkunjungan ke perpustakaan) diberi kesempatan untuk belajar bermain peran sebagai seorang pustakawan. Siswa yang berperan sebagai seorang pustakawan bisa dilatih tentang cara memberi salam, cara mengingatkan pengunjung perpustakaan untuk menjaga ketenangan, cara merekomendasikan buku yang favorit, dan bertugas merapikan buku-buku yang telah usai dibaca. Belajar Huruf dan Benda dengan Media Video Animasi Yuk! 7. Kegiatan Membuat Hasta Karya Beberapa kegiatan membuat hasta karya yang menarik dan bisa dilakukan bersama siswa antara lain: Membuat bookmark berbahan kertas tebal (misal: kertas manila) Membuat buku mungil dari bahan kertas HVS Membuat rak buku berbahan kardus bekas Menghias perpustakaan sekolah dengan kertas origami dan kertas warna lainnya Baca juga: Bahan Loose-Part Sederhana untuk Aktivitas Craft Anak PAUD 8. Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Sendiri Siapkan sebuah template kartu anggota perpustakaan. Lalu, biarkan setiap siswa menempel foto, menuliskan nama, dan menghiasinya. Setelah jadi, setiap siswa diberikan sebuah cover kartu yang memiliki penjepit, agar bisa dikenakan siswa setiap kali hendak berkunjung ke perpustakaan. 9. Bernyanyi dan Melakukan Gerak Lagu Ajaklah para siswa untuk menciptakan lagu sederhana tentang perpustakaan, misalnya: Saya suka suka membaca bukuSaya suka berkunjung ke perpustakaanBanyak ilmu saya dapatkanHatiku merasa senang Bukulah jendela duniaMenjadikan saya tumbuhjadi anak yang cerdas dan bahagia Setelah siswa menguasai lagunya, ajaklah siswa untuk membuat gerakan-gerakan dari setiap kata-kata atau syair lagunya. Mintalah siswa untuk melakukan gerak dan lagu secara berkelompok. 10. Mengajarkan Cara Meminjam Buku Untuk memberikan pengalaman baru kepada siswa baru, guru bisa mengajak siswa baru untuk melakukan kegiatan praktik meminjam buku. Meminjam buku di sekolah untuk dibaca di rumah dipercaya mampu mengembangkan minat anak membaca buku. 11. Membuat Kartu Peminjaman Buku Ajak para siswa untuk membuat kartu peminjaman buku atau menghiasi kartu peminjaman buku. Untuk anak-anak, kartu ini bisa dibuat dengan ukuran lebih besar, agar tulisan-tulisan pada kartu bisa terlihat lebih jelas. Setelah itu, ajaklah siswa melakukan kegiatan praktik meminjam buku. 12. Bimbingan Pustakawan Mintalah seorang pustakawan untuk membimbing para siswa agar semakin mengenal perpustakaan. Pastikan pustakawan tersebut mengajarkan dengan cara yang menarik dan interaktif. 13. Menulis Bebas Mintalah para siswa untuk memilih sebuah buku untuk dibaca. Setelah itu, siswa diinstruksikan untuk menulis sebuah karya, misalnya menulis cerita, menulis puisi, menulis syair lagu, menulis ulasan buku, dan lainnya. 14. Kunjungan Penulis Undanglah seorang penulis buku anak, misalnya penulis dongeng anak. Mintalah ia untuk menjadi narasumber yang akan membicarakan tentang dirinya saat membuat buku anak. Pengalaman ini bisa memacu para siswa untuk lebih produktif di dunia jurnalistik. 15. Membuat Proyek Mintalah siswa untuk membuat karya atau produk tertentu dengan topik tertentu, misalnya membuat daftar kata-kata kerja yang ditemukan dalam sebuah buku. 16. Membaca Buku di Lingkungan Sekitar Ajak para siswa untuk memilih satu buku favorit di perpustakaan. Lalu, ajaklah semua siswa untuk pergi ke luar perpustakaan. Kegiatan membaca buku bisa dilakukan di tempat-tempat yang asyik di sekitar lingkungan sekolah. Belajar Literasi juga Bisa Lewat Lagu. Coba Lagu Berikut Ini! Variasi kegiatan simpel di atas bisa membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuan literasi, meningkatkan minat baca, mendorong kreativitas, dan tentu saja hati yang semakin gembira. Semoga bermanfaat Sumber Referensi: 1. Twink.co.id. (2022). What are fun library activities for kids [1] 2. Teachstarter.com. (2022). Library activities for kids make the most of library time [2]